Indonesian Muralis Ekspresikan Jiwa Seninya di Hari Jadi Karawang

Puluhan seniman muralis memeriahkan hari jadi Karawang ke-391, di Rengas Dengklok, Minggu (15/9).

Para muralis menyempatkan waktu dan ikut andil dalam perayaan hari jadi Jarawang bukan tanpa alasan

Mereka ingin membangkitkan semangat juang yang di gaungkan oleh pendiri-pendiri negara tercinta ini.

Melalui tangan terampil dan sudah teruji di dinding-dinding yang hari sering kita nikmati.

“Kita sebagai seniman harus menjunjung tinggi nilai history suatu dareah, dan kita tuangkan dalam sebuah karya, dan di hari jadi karawang ini moment untuk bersilaturahmi antar sesama muralis,” ujar Ale, rumah seni, dengan penuh semangat.

Sementara, Bunda sang pemilik Fitnes Lucky, sekaligus pencetus kegiatan mengungkapkan, bahwa pihaknya mengangjatvtema Olahraga.

“Ya kenapa tema nya olahraga, karna olahraga itu simple, mudah dan gampang, asal kita niat. Nah niatnya itu harus gass teruss. Kita woro-woroin, dengan apa? Ini dibantu para seniman mural ini, lewat lukisan dinding, digambar, agar termotivasi,” kata Bunda.

Ditempat yang sama, seniman Kang Yoyo menambahkan, bahwa Karawang ialah lumbung pergerakan para muralis.

“Karawang ini lumbungnya pergerakan, suatu kebanggaan buat saya hadir dan bisa berpartisipasi dalam acara ini, ini tercatat dalam sejarah loh. Muralis se-Indonesia dateng. Daerah mana yang bisa? Jadi harapan saya, jangan hanya Karwang saja, tiap tiap daerah ayo bangkitkan semangat seni lukis-mural, agar jadi wadah untuk berekspresi positif,” tutur kang yoyo.

Sementara, dengan adanya kegiatan, seniman asal Cikarang, Blanco Kosong menyebut, bahwa dengan kegiatan ini bisa membuktikan bahwa seni itu tidak ada batasan dari segi apapun.

“Inilah bukti nyata yang harus diterima dengan mata telanjang, bahwa seni itu tidak ada batasan, semua bisa menikmati, warna warni di dinding telah memanjakan pandang kita, begitu indah, begitu mempesona, ayo di tanah bersejarah ini gaungkan seni mural di tiap dareah, ajak kami, undang kami,” tegas Blanco kosong berapi-api.

Kang ian pelukis malam dan MedArt menambahkan, lahirnya para miralis berawal dari keresahan-keresahan masyarakat.

“Hampir sama semua harapan para muralis, karna itu lahir dari keresahan-keresahan, kedepannya mural adalah bagian budaya, bagian dalam seni dan bagian dalam hidup, yang harus tetap ada dan dijaga,” katanya.

“Saya berharap silaturahmi para muraris jadi ajang festival, bukan lagi lomba, kita ini seniman penuh kebebasan berpikir, ga bsa tuh di lombba-lombain, sambil tertawa kecil,” timpal Mbah Rohman asli pemalang. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *